Selasa, 11 Oktober 2011

Lahir & Perkembangan PERBASI

Ada beberapa informasi mengatakan masuknya basket bersamaan dengan kedatangan pedagang dari Cina menjelang kemerdekaan. Tepatnya, sejak 1894, bola basket sudah dimainkan orang-orang Cina di Provinsi Tientsien dan kemudian menjalar ke seluruh daratan Cina. Mereka yang berdagang ke Indonesia adalah kelompok menengah kaya yang memilih olahraga dari Amerika itu sebagai identitas kelompok Cina modern.
 
Informasi ini diperkuat fakta menjelang dan pada awal kemerdekaan klub-klub bola basket di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Medan, Bandung, Semarang, DI Yogyakarta, dan Surabaya sebagian besar tumbuh dari sekolah-sekolah Cina. Dari klub itu pula kemudian lahir salah seorang pemain legenda Indonesia, Liem Tjien Siong yang kemudian dikenal dengan nama Sonny Hendrawan (Pada 1967 Sonny terpilih sebagai Pemain Terbaik pada Kejuaraan Bola Basket Asia IV di Seoul, Korea Selatan. Waktu itu, tim Indonesia menduduki peringkat ke-4 di bawah Filipina, Korea, dan Jepang).
Pada 1948, ketika Negara Indonesia menggelar PON I digelar di Solo, bola basket, sudah menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan. Ini membuktikan bahwa basket cepat memasyarakat dan secara resmi diakui Negara. Tiga tahun kemudian, Maladi sebagai Sekretaris Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang kemudian menjadi Menteri Olahraga, meminta Tonny Wen dan Wim Latumeten untuk membentuk organisasi bola basket. Namun akhirnya karena tuntutan kebutuhan untuk menyatukan organisasi basket, disepakati pembentukan Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia pada 1955, disingkat Perbasi

Bungkam Aspac, CLS Juara Preseason Tournament


Melalui pertarungan yang sengit dengan Dell Aspac Jakarta, Nuvo CLS Knights Surabaya sukses menjadi juara Flexi NBL Indonesia Preseason Tournament 2011 yang digelar di GOR Bima Sakti Malang, Minggu (02/10).

Kejar mengejar angka terjadi di awal kuarter pertama. Usai Dimaz Muharri melakukan steal dan diakhiri dengan lay up manisnya, Aspac langsung membalasnya dengan tembakan tiga angka Pringgo Regowo untuk mengubah skor menjadi 9-8. Three points Pringgo itu langsung menjatuhkan mental CLS. Tim runner up NBL Indonesia musim lalu itu pun kian terbenam kala Andrie Ekayana dipermalukan Isman Thayib oleh blocknya. Aspac unggul 16-10 di akhir kuarter pertama ini.

Di kuarter kedua, masuknya Rachmad Febri Utomo membuat CLS bangkit. Dua kali lay up shoot-nya mampu melewati tiga pemain Aspac yang berdiri di bawah ring. Tim asuhan Risdianto Roeslan ini pun sukses memperkecil jarak menjadi 27-30.

CLS membalikkan keadaan di kuarter ketiga. Usai tembakan Freddy, yang membuat mereka unggul setengah bola, tim asal Surabaya ini memegang kendali. Satu lay up dan assist Dimaz pada Febri kian meninggalkan Aspac 31-40. Total hingga kuarter ini menyisakan dua menit, CLS leading di 10-0. Tambahan 2 angka bagi Aspac disumbangkan oleh Thayib dan akhir kuarter ini menjadi milik CLS dengan skor 42-30.

Perang tembakan tiga angka terjadi di kuarter keempat. Usai Sandy Febiansyakh melepaskan senjatanya untuk CLS, Aspac langsung memberondong tiga kali three points melalui Fandi Ramadhani dan dua kali dari Andakara Prastowo. Skor kembali menipis. Di dua menit terakhir perang three points kembali terjadi. Kali ini giliran Okky Wira yang menjawab Sandy. Namun, dua kali free throw Rachmad Febri membuat perolehan angka tak terkejar dan CLS pun mengakhiri partai final ini dengan skor 59-50.

CLS pun menjadi juara dan berhasil memperbaiki langkah mereka musim lalu yang hanya menjadi runner up saja.